Tantangan dan Peluang Infrastruktur Internet di Indonesia

Industri telekomunikasi dan internet di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dengan meningkatnya jumlah penyedia layanan internet (ISP - Internet Service Provider), persaingan menjadi semakin ketat. Namun, di balik pertumbuhan ini, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi, mulai dari pemerataan akses hingga peningkatan kualitas layanan.

Dalam sebuah diskusi bersama Bapak Muhammad Arif Angga, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), diungkapkan bahwa industri internet Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk berkembang, tetapi juga membutuhkan strategi yang tepat agar tetap sehat dan berkelanjutan.

APJII dan Perannya dalam Industri Internet Indonesia

Sebagai asosiasi yang menaungi industri internet Indonesia, APJII telah berdiri selama 28 tahun dan memiliki beberapa peran utama, yaitu:

 

  • Mengelola alamat IP di Indonesia
  • Mendukung program digitalisasi pemerintah
  • Mendorong pemerataan akses internet di seluruh Indonesia
  • Mengawal regulasi yang mendukung perkembangan industri internet

 

Saat ini, jumlah anggota APJII terus bertambah. Pada Februari 2025, terdapat 1.270 ISP yang beroperasi di Indonesia, meningkat drastis dari 600 ISP pada tahun 2021 dan 300 ISP sebelum pandemi.

Tantangan Utama Infrastruktur Internet di Indonesia

Meskipun pertumbuhan jumlah ISP signifikan, industri internet di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan besar, di antaranya:

1. Pemerataan Akses Internet yang Masih Rendah

 

  • Hanya 79% masyarakat Indonesia yang memiliki akses internet
  • Penetrasi fixed broadband (internet rumah) masih di bawah 15%
  • Sebagian besar masyarakat masih mengandalkan jaringan seluler

 

Dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia masih tertinggal dalam hal kecepatan dan cakupan internet.

Kecepatan rata-rata fixed broadband:

  • Indonesia: 24-25 Mbps
  • Singapura: 250 Mbps
  • Thailand: 200 Mbps
  • Vietnam: Lebih tinggi dari Indonesia

Dengan luas wilayah yang besar dan tantangan geografis yang kompleks, pemerataan akses internet menjadi pekerjaan besar yang harus segera diselesaikan.

2. Persaingan Tidak Sehat Antar ISP

Meskipun jumlah ISP meningkat, total pendapatan industri justru mengalami penurunan karena:

  • Persaingan harga yang ketat menyebabkan tarif internet terus turun
  • Jumlah pelanggan tidak bertambah secara signifikan, tetapi ISP yang bersaing semakin banyak
  • Pasar yang sama diperebutkan oleh lebih banyak ISP, sehingga margin keuntungan semakin kecil

Saat ini, di Pulau Jawa saja terdapat lebih dari 800 ISP yang beroperasi, menyebabkan persaingan yang kurang sehat.

3. Infrastruktur yang Tidak Efisien dan Menumpuk

  • Terlalu banyak ISP di satu area menyebabkan infrastruktur bertumpuk, bukan melebar
  • Tiang-tiang kabel di jalanan semakin padat, tetapi pemerataan akses masih menjadi masalah
  • Galian infrastruktur terus terjadi akibat kurangnya koordinasi antar penyedia layanan

Pola pembangunan seperti ini tidak hanya menciptakan ketidakteraturan di lapangan, tetapi juga menyebabkan inefisiensi dalam investasi jaringan.

Solusi: Penyehatan Industri dan Konsolidasi ISP

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, APJII mengusulkan beberapa strategi, di antaranya:

1. Moratorium Pendaftaran ISP Baru

APJII mendorong moratorium atau pembatasan pendaftaran ISP baru, terutama di wilayah yang sudah memiliki terlalu banyak penyedia layanan, seperti Pulau Jawa. Tujuan dari langkah ini adalah untuk menata kembali industri agar lebih sehat dan berkelanjutan.

2. Konsolidasi dan Kolaborasi Antar ISP

Agar industri lebih efisien, APJII mendorong ISP untuk berkolaborasi, misalnya dengan infra-sharing atau berbagi jaringan. Dengan demikian, pembangunan jaringan dapat dilakukan dengan lebih merata dan biaya operasional menjadi lebih efisien.

3. Ekspansi ke Wilayah yang Belum Terjangkau

Daripada terus bersaing di area yang sudah padat, ISP sebaiknya mulai berekspansi ke daerah-daerah yang belum memiliki akses internet. Dengan cara ini, penetrasi internet dapat meningkat, sekaligus membuka peluang pasar baru bagi penyedia layanan.

Masa Depan Industri Telekomunikasi di Indonesia

Dengan pertumbuhan pesat industri telekomunikasi, potensi pengembangan infrastruktur internet di Indonesia masih sangat besar:

 

  • Masih ada 21% populasi yang belum memiliki akses internet
  • Fixed broadband baru mencakup kurang dari 15% rumah tangga
  • Kebutuhan internet terus meningkat dengan berkembangnya AI, streaming, gaming, dan teknologi digital lainnya

 

Dengan strategi yang tepat, termasuk penyehatan industri, moratorium ISP baru, serta dorongan ekspansi ke daerah terpencil, diharapkan internet di Indonesia bisa lebih merata, berkualitas, dan kompetitif di tingkat Asia Tenggara.

Video Podcast Lengkap: KETUM APJII BONGKAR! SEBERAPA KUAT INFRASTRUKTUR INTERNET INDONESIA?

Oleh: AEI 1
14 Maret 2025

4359 Menit Membaca

Topik Terkait

Masa Depan Industri Internet Indonesia: Tantangan & Solusi dari APJII

 
Jika Anda ingin tahu lebih banyak, mari konsultasikan dengan Tim Kami