Perjalanan pasar saham Indonesia mencerminkan respons ekonomi terhadap berbagai kebijakan pemerintahan, dinamika global, dan stabilitas politik. Di masa Presiden Soeharto, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pertumbuhan pesat seiring dengan kebijakan pembangunan, namun gejolak datang di akhir masa jabatannya, saat krisis finansial Asia 1997-1998 menghantam, menyebabkan IHSG jatuh drastis dan mengguncang perekonomian nasional.
Di bawah kepemimpinan Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri, ekonomi Indonesia mulai pulih melalui kebijakan restrukturisasi, meski dengan pertumbuhan pasar yang cenderung lambat. Kebangkitan IHSG baru benar-benar terlihat di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang berhasil menciptakan stabilitas politik dan ekonomi. Melalui kebijakan yang mendorong investasi, pasar saham menunjukkan pertumbuhan yang lebih stabil dan konsisten.
Memasuki era Presiden Joko Widodo, IHSG menghadapi tantangan baru ketika pandemi COVID-19 melanda. Namun, kebijakan pemulihan ekonomi serta pembangunan infrastruktur besar-besaran berhasil mengembalikan pasar saham ke jalur positif. Kini, di masa Presiden Prabowo, kebijakan industrialisasi dan pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas yang diharapkan dapat menciptakan pasar yang lebih stabil. Dengan fokus pada keterbukaan ekonomi dan peningkatan investasi global, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat daya tahan pasar sahamnya, menciptakan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan jangka panjang.