GTS International: Ketika Mayoritas Pemegang Saham Menggagalkan Rencana Buyback

Jakarta - Sebuah keputusan penting diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) GTS International (GTSI). Di tengah ketegangan yang memuncak, rencana perusahaan untuk melakukan buyback saham akhirnya ditolak dengan tegas oleh mayoritas pemegang saham.

Sebelumnya, GTSI telah menyusun rencana matang untuk membeli kembali 790.957.138 lembar saham mereka, senilai Rp39,54 miliar. Dengan harga nominal Rp50 per saham, rencana buyback ini bertujuan untuk mengangkat likuiditas saham dan menjaga stabilitas harganya di masa depan. Perusahaan merasa langkah ini penting, terutama karena saham mereka telah terpuruk di papan pemantauan khusus.

Namun, harapan perusahaan ini seakan kandas saat hasil voting diumumkan. Dari 13,41 miliar suara sah yang hadir, sebanyak 99,28 persen atau sekitar 13,41 miliar suara menolak rencana tersebut. Hanya segelintir, tepatnya 0,71 persen atau sekitar 96,03 juta suara, yang menyatakan dukungan. Angka ini menunjukkan betapa kuatnya penolakan dari para pemegang saham terhadap rencana buyback ini.

GTSI percaya bahwa buyback tidak akan mengganggu operasional perusahaan. Dengan kas internal yang diperkirakan turun maksimal Rp39,74 miliar, perusahaan optimis dapat menjalankan bisnisnya tanpa terganggu. Bahkan, dengan arus kas yang tercatat sebesar Rp336,07 miliar pada laporan keuangan per 31 Desember 2023, penurunan tersebut hanya sekitar 12 persen.

Namun, di balik semua rencana dan optimisme tersebut, kenyataan berkata lain. Para pemegang saham, yang sejatinya memiliki kuasa atas masa depan perusahaan, memilih untuk menolak. Alasan di balik penolakan ini mungkin beragam, namun satu hal yang jelas: mereka menginginkan arah yang berbeda bagi perusahaan.

Penolakan ini menandakan bahwa para pemegang saham tidak melihat buyback sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi perusahaan. Mungkin mereka merasa ada strategi lain yang lebih efektif untuk meningkatkan nilai saham dan menjaga stabilitas perusahaan di masa depan.

Kisah GTSI ini menjadi pengingat bahwa dalam dunia bisnis, keputusan besar tidak hanya diambil di ruang rapat direksi, tetapi juga di tangan para pemegang saham. RUPSLB ini membuktikan bahwa suara mereka memiliki kekuatan untuk mengubah arah perusahaan. GTSI kini harus kembali ke papan rencana, merenungkan strategi baru yang mungkin lebih sesuai dengan keinginan mayoritas pemegang saham.

Bagaimanapun juga, keputusan ini menjadi babak baru dalam perjalanan GTS International. Seberapa besar dampak penolakan ini terhadap masa depan perusahaan? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Sementara itu, dunia bisnis akan terus mengamati langkah selanjutnya dari GTSI, menunggu dengan penuh antusiasme, apa yang akan terjadi di babak berikutnya.

Oleh: AEI 1
20 Agustus 2024

11 Menit Membaca

Topik Terkait

Penolakan Mayoritas Pemegang Saham Terhadap Rencana Buyback GTS International

 
Jika Anda ingin tahu lebih banyak, mari konsultasikan dengan Tim Kami