Menjembatani Kesenjangan Digital: Mimpi Indonesia untuk Akses Internet Merata dan Terjangkau

Jakarta - Di tengah gemuruh perkembangan digital di seluruh dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam upayanya menyediakan akses internet yang merata dan terjangkau bagi seluruh rakyatnya. Dengan populasi mencapai 275 juta jiwa, data terbaru dari Asosiasi Badan Jasa Internet Indonesia (ABJI) menunjukkan bahwa 221 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet pada tahun 2024. Namun, di balik angka-angka ini, ada cerita lain tentang kesenjangan digital yang masih menghantui negara kepulauan ini.

Gilman Pradan Anugraha, anggota Komite Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga, yang juga menjabat sebagai direksi di PT Solusi Sinergi Digital Tbk, mengakui bahwa meskipun penetrasi internet di Indonesia tampak mengesankan, kenyataannya masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. “Saat ini, penetrasi internet fixed broadband atau internet rumahan baru mencapai sekitar 15% secara nasional,” ungkap Gilman. Angka ini jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura yang sudah mencapai 100%, atau Vietnam dan Malaysia yang berada di atas 50%.

Ketimpangan ini bukan hanya soal angka, tetapi juga soal peluang dan kesetaraan. Akses internet yang terbatas dan mahal berarti banyak orang di daerah pedesaan atau wilayah terpencil belum merasakan manfaat penuh dari transformasi digital. Gilman menekankan pentingnya akses internet yang cepat dan tidak terbatas untuk semua orang. “Tanpa internet, kita tidak akan mengenal online trading seperti sekarang,” tambahnya, menggambarkan bagaimana internet telah merevolusi industri pasar modal di Indonesia, di mana jumlah investor pasar modal telah melonjak dari sekitar 500.000 orang pada tahun 2013 menjadi hampir 10 juta pada tahun 2024.

Namun, transformasi digital ini tidak akan bermakna jika tidak disertai dengan penyediaan infrastruktur yang memadai. Gilman menyoroti bahwa internet bukan hanya tentang konektivitas, tetapi juga tentang bagaimana internet dapat membuka peluang baru bagi masyarakat, baik dalam berbisnis, bertransaksi, hingga mengakses layanan pemerintah.

Di tengah segala tantangan ini, harapan tetap tinggi. Gilman dan banyak pemimpin lainnya di industri teknologi dan telekomunikasi berharap bahwa infrastruktur digital Indonesia akan terus berkembang, menjadi lebih efisien, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Target yang diharapkan adalah biaya internet yang terjangkau, idealnya tidak lebih dari Rp50.000 per bulan, sehingga dapat diakses oleh lebih banyak keluarga di seluruh negeri.

“Infrastruktur yang baik bukan hanya soal kecepatan internet, tetapi juga soal bagaimana internet dapat memberdayakan setiap orang untuk terlibat dalam ekonomi digital,” jelas Gilman. “Ini adalah kunci untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan.”

Dalam beberapa tahun ke depan, upaya untuk menjembatani kesenjangan digital ini akan menjadi salah satu fokus utama pemerintah dan industri. Dengan kolaborasi dan investasi yang tepat, mimpi tentang akses internet yang merata dan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia mungkin tidak lagi sekadar angan-angan, tetapi menjadi kenyataan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial di seluruh negeri.

Video Lengkap: Dari Internet ke Investasi: Kenapa Kita Harus Peduli?

Oleh: AEI 1
19 Agustus 2024

628 Menit Membaca

Topik Terkait

Inovasi dan Investasi dalam Teknologi Telekomunikasi:

 
Jika Anda ingin tahu lebih banyak, mari konsultasikan dengan Tim Kami