Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana harga saham terus berubah setiap saat? Pergerakan ini bukan sekadar kebetulan, melainkan dipengaruhi oleh tiga faktor utama: kondisi makroekonomi, fundamental perusahaan, dan sentimen pasar. Faktor makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi (GDP) sangat memengaruhi kepercayaan investor. Ketika ekonomi dalam kondisi baik, perusahaan berkembang, dan harga saham cenderung meningkat. Sebaliknya, saat terjadi ketidakpastian seperti resesi atau lonjakan inflasi, investor menjadi lebih berhati-hati, yang dapat menyebabkan penurunan harga saham.
Selanjutnya, faktor fundamental perusahaan juga memainkan peran penting. Perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik, manajemen yang solid, dan keunggulan kompetitif akan lebih menarik bagi investor, mendorong kenaikan harga sahamnya. Sebaliknya, jika sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan, memiliki utang yang besar, atau gagal bersaing di pasar, harga sahamnya bisa mengalami tekanan. Oleh karena itu, investor jangka panjang sering kali melakukan analisis mendalam terhadap fundamental perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi.
Terakhir, sentimen pasar menjadi faktor yang tidak kalah penting dalam pergerakan harga saham. Terkadang, harga saham berfluktuasi bukan karena kinerja perusahaan, melainkan akibat reaksi emosional investor terhadap berita, tren industri, atau bahkan pengaruh media sosial. Hal ini sering kali menyebabkan volatilitas pasar yang tinggi. Dengan memahami bahwa harga saham dipengaruhi oleh kombinasi kondisi ekonomi, kekuatan bisnis, dan psikologi investor, seseorang dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan investasi di pasar saham.
Video Money Vibes eps 5: Mengapa Harga Saham Naik Turun? Ini 3 Faktor Penentunya!