Masa Depan Profesi Akuntan di Era Teknologi dan Keberlanjutan

Perkembangan teknologi yang pesat dan meningkatnya perhatian terhadap keberlanjutan (sustainability) telah membawa perubahan signifikan di dunia bisnis, termasuk bagi profesi akuntan. Tantangan baru ini menuntut para akuntan untuk tidak hanya menguasai keterampilan dasar akuntansi, tetapi juga memahami teknologi modern dan standar global dalam pelaporan keuangan serta keberlanjutan.

Dalam diskusi bersama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) di podcast Cari Tahu AEI, berbagai pandangan dibahas mengenai bagaimana profesi akuntan harus beradaptasi agar tetap relevan dan berdaya saing di masa depan.

Akuntan Harus Melek Teknologi

Salah satu tantangan utama yang dihadapi akuntan saat ini adalah perkembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), machine learning, dan sistem informasi akuntansi. Namun, teknologi ini seharusnya tidak dianggap sebagai ancaman, melainkan sebagai alat bantu yang dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pekerjaan akuntan.

Untuk menghadapi perubahan ini, IAI telah memasukkan kompetensi teknologi sistem informasi dalam ujian sertifikasi CA Indonesia. Dengan penguasaan teknologi, akuntan diharapkan mampu bekerja lebih cepat, lebih akurat, dan lebih berkualitas dalam menyusun laporan keuangan.

Isu Keberlanjutan Jadi Fokus Utama

Di dunia bisnis saat ini, keberlanjutan (sustainability) menjadi aspek yang semakin diperhitungkan. Akuntan tidak hanya bertanggung jawab atas laporan keuangan, tetapi juga atas transparansi dalam aspek sosial dan lingkungan perusahaan.

Untuk itu, IAI tengah menyiapkan Standar Pengungkapan Keberlanjutan (SPK) yang diadopsi dari standar global, seperti IFRS Sustainability Standards, guna memastikan laporan keberlanjutan di Indonesia sesuai dengan standar internasional. Hal ini bertujuan agar perusahaan-perusahaan Indonesia dapat lebih dipercaya oleh investor global dan memperkuat daya saing mereka di kancah internasional.

Standarisasi Kompetensi Akuntan

Profesi akuntan di Indonesia tidak berjalan sendiri. Kompetensi akuntan profesional dirancang berdasarkan standar global, sehingga lulusan akuntansi di Indonesia dapat memiliki kualitas yang setara dengan akuntan di negara lain.

Hal ini sangat penting mengingat banyaknya investor asing yang berinvestasi di Indonesia. Dengan mengikuti standar global, laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan Indonesia menjadi lebih transparan, akurat, dan dapat dipercaya oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, investor, dan pemegang saham.

Akuntan Perlu Memiliki Business Sense

Selain keahlian teknis, seorang akuntan juga harus memiliki pemahaman bisnis yang mendalam. Laporan keuangan yang dihasilkan bukan sekadar angka, tetapi harus mampu mencerminkan kondisi bisnis dan industri perusahaan secara keseluruhan.

Akuntan yang memiliki wawasan bisnis akan lebih mampu memberikan analisis yang lebih tajam kepada manajemen dalam pengambilan keputusan strategis. Oleh karena itu, IAI menekankan pentingnya business sense bagi para akuntan agar mereka dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar dalam dunia bisnis.

Tantangan Generasi Baru di Profesi Akuntan

Dengan perubahan generasi dan pola pikir, pendekatan dalam mendidik calon akuntan juga harus berkembang. Generasi saat ini cenderung memiliki pola pikir yang lebih praktis dan terbiasa dengan teknologi digital. Oleh karena itu, metode pembelajaran dan sertifikasi akuntan juga harus disesuaikan agar tetap relevan bagi mereka.

IAI saat ini sedang mengembangkan program untuk memperkenalkan profesi akuntan lebih awal, bahkan sejak tingkat SMA, agar minat terhadap profesi ini semakin meningkat. Dengan begitu, lebih banyak talenta muda yang akan siap menghadapi tantangan di dunia akuntansi modern.

Akuntan Perusahaan Harus Lebih Proaktif

Di dalam perusahaan, akuntan memiliki peran yang lebih strategis daripada sekadar pencatat keuangan. Banyak akuntan di perusahaan merasa bahwa tugas mereka hanya sebatas menyusun laporan keuangan, padahal mereka juga berperan dalam menyediakan data yang akurat dan relevan untuk pengambilan keputusan bisnis.

Melalui Kompartemen Akuntan Sektor Bisnis (KSB), IAI mendorong para akuntan yang bekerja di sektor bisnis untuk terus mengembangkan kompetensinya. Dengan semakin kompleksnya regulasi dan kebutuhan informasi keuangan yang cepat, akuntan di perusahaan dituntut untuk lebih memahami bisnis serta mampu bekerja sama dengan auditor eksternal secara lebih efektif.

Akuntan yang Adaptif Akan Tetap Bertahan

Di era persaingan global, laporan keuangan harus cepat dan berkualitas tinggi. Perusahaan besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) bahkan mampu menerbitkan laporan keuangan hanya dalam waktu satu bulan setelah periode laporan berakhir. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki sistem keuangan yang kuat mampu bersaing lebih baik di pasar modal.

Seorang akuntan yang adaptif terhadap perubahan teknologi, memiliki logika berpikir yang kuat, serta terus memperbarui wawasan bisnisnya akan tetap relevan di masa depan. Oleh karena itu, para akuntan harus terus belajar dan meningkatkan kompetensi mereka agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman.

Kesimpulan

Profesi akuntan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya perhatian terhadap keberlanjutan. Tantangan baru ini menuntut akuntan untuk menguasai teknologi, memahami prinsip keberlanjutan, serta memiliki wawasan bisnis yang luas.

Dengan mengadopsi standar global, meningkatkan kompetensi di bidang teknologi, dan terus memperbarui pemahaman bisnisnya, seorang akuntan dapat tetap relevan dan berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Video Podcast: Ikatan Akuntan Indonesia: Harapan dan Masa Depan Profesi Akuntan di Era Digitalisasi

Oleh: AEI 1
12 Maret 2025

1105 Menit Membaca

Topik Terkait

Masa Depan Profesi Akuntan di Era Digitalisasi dan Keberlanjutan

 
Jika Anda ingin tahu lebih banyak, mari konsultasikan dengan Tim Kami