Tiga asosiasi utama pasar modal Indonesia — Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII), dan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) — menyelenggarakan Seminar Capital Market Dialogue bertajuk “Seizing Opportunities Amid Global Policy Shifts” sebagai respons terhadap dinamika ekonomi dan geopolitik global yang semakin kompleks.
Dunia saat ini tengah menghadapi gelombang volatilitas baru menyusul terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan di sejumlah wilayah, terutama di Timur Tengah. Kebijakan seperti tarif resiprokal, suku bunga tinggi yang berkepanjangan, proteksionisme perdagangan, dan disrupsi rantai pasok global telah menciptakan tekanan baru terhadap pasar keuangan global, termasuk Indonesia.
Dalam sambutannya, Ketua AMII, Hanif Mantiq, menegaskan bahwa Indonesia sebagai salah satu emerging market yang dinamis membutuhkan strategi yang adaptif dan kolaboratif.
“Seminar ini menjadi forum krusial bagi para pelaku utama sektor keuangan Indonesia — mulai dari perbankan besar, perusahaan efek, hingga investor institusional — untuk membahas strategi praktis dalam mengidentifikasi peluang dan memitigasi risiko dari gejolak global yang tengah berlangsung,” ujarnya.
Seminar ini menghadirkan para pemimpin industri sebagai pembicara utama yang akan berbagi pandangan strategis serta praktik terbaik dalam pengelolaan risiko dan penangkapan peluang:
Direktur Eksekutif AEI, Gilman Pradana, menegaskan bahwa dialog ini difokuskan pada pencarian solusi konkret untuk memperkuat daya tahan pasar modal nasional. Beberapa topik utama yang akan dibahas mencakup:
Sementara itu, Ketua APEI, Prama Nugraha, menyampaikan optimisme terhadap hasil yang diharapkan dari forum ini:
“Kami berharap dialog mendalam ini memberikan wawasan strategis dan menjadi ajang kolaborasi nyata untuk memperkuat pasar modal nasional sebagai pilar pertumbuhan ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan,” tuturnya.