Keseimbangan Baru Ekonomi Global: Tantangan dan Peluang

Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Armand Wahyudi Hartono, menyampaikan pandangan bahwa ekonomi global saat ini sedang mengalami fase transisi menuju keseimbangan baru. Berbagai negara, termasuk Indonesia, kini berada di persimpangan jalan akibat perubahan dinamika global yang diwarnai oleh kebijakan ekonomi negara besar seperti Amerika Serikat (AS) dan China.

Salah satu faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan ini adalah kebijakan AS dalam mencetak uang dalam jumlah besar dan mengekspornya ke negara lain melalui surat utang. Kebijakan ini menciptakan ketidakseimbangan di pasar global karena sebagian besar surat utang tersebut diserap oleh negara-negara yang kini justru tengah menghadapi krisis. Kondisi ini menyebabkan ketidakstabilan di berbagai negara yang menjadi penampung kebijakan moneter AS tersebut.

Selain itu, kebijakan China yang fokus pada peningkatan lapangan kerja melalui ekspor produk juga menjadi tantangan baru bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia. China berhasil mendorong pertumbuhan ekonominya dengan menciptakan lapangan kerja yang besar melalui strategi ekspor. Namun, langkah ini membuat negara-negara lain harus beradaptasi dengan kompetisi yang semakin ketat di pasar global.

Armand juga menyoroti situasi kelas menengah di Indonesia yang berada dalam kondisi yang sulit. Kelas menengah ini merasa tidak mendapatkan perlakuan istimewa seperti kelompok kelas bawah yang menerima bantuan sosial, atau kelas atas yang menikmati kekayaan. Situasi ini menciptakan ketidakpuasan yang berpotensi memicu gejolak sosial, seperti fenomena yang terjadi di Chile, di mana kelas menengah yang tidak terlayani dengan baik oleh pemerintah akhirnya memberontak, mengakibatkan krisis sosial.

China, meskipun berhasil dalam menciptakan lapangan kerja, juga menghadapi tantangan dari sektor properti. Jatuhnya harga properti di China, yang sebagian besar merupakan bagian terbesar dari kekayaan masyarakatnya, telah menghambat daya beli dan konsumsi domestik. Dampak dari hal ini membuat masyarakat China sulit merespons ajakan pemerintah untuk meningkatkan konsumsi demi mendukung pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, Eropa juga menghadapi tantangan dalam hal tenaga kerja. Beberapa negara Eropa memutuskan untuk membuka pintu bagi imigran guna mengisi kebutuhan tenaga kerja murah, terutama pada pekerjaan yang kurang diminati oleh warga lokal. Namun, kebijakan ini juga memunculkan masalah sosial baru yang harus dihadapi oleh pemerintah-pemerintah Eropa tersebut.

Armand menegaskan bahwa di tengah kondisi yang kompleks ini, penting bagi negara-negara untuk menemukan keseimbangan baru dalam perekonomiannya. Ia juga berharap bahwa Investortrust dapat terus berkembang sebagai mitra yang kuat dalam membangun komunitas pasar modal di Indonesia, serta mendukung pertumbuhan ekonomi menuju visi "Indonesia Emas". Peran aktif Investortrust diharapkan dapat membantu menggerakkan ekonomi nasional ke arah yang lebih stabil dan berkelanjutan di tengah dinamika global yang terus berubah.

Dengan memahami tantangan dan peluang yang ada, Indonesia diharapkan mampu mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan ekonomi sekaligus memanfaatkan momen transisi global ini untuk mencapai keseimbangan baru yang lebih kokoh.

Oleh: AEI 1
02 September 2024

3 Menit Membaca

Topik Terkait

Menghadapi Transisi Ekonomi Global: Tantangan dan Peluang bagi Indonesia

 
Jika Anda ingin tahu lebih banyak, mari konsultasikan dengan Tim Kami