Pak Anugrah Dezmercoledi dari Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik memperkenalkan konsep inovatif "Battery-as-a-Service" (BaaS) yang memungkinkan pemilik kendaraan listrik membeli kendaraan tanpa baterai dan hanya membayar biaya pemakaian atau berlangganan sesuai kebutuhan. Seperti membeli kendaraan berbahan bakar tanpa bensin, sistem ini memisahkan baterai sebagai layanan terpisah. Ini memungkinkan penghematan energi sekitar 80%, dengan biaya Rp247 per km untuk kendaraan listrik dibandingkan Rp1.270 per km pada kendaraan berbahan bakar minyak.
Pak Anugrah juga menggarisbawahi dampak positif mobilitas listrik pada ekonomi keluarga dan industri, khususnya sektor logistik, transportasi umum, dan layanan ride-hailing, yang dapat memanfaatkan biaya operasional yang lebih rendah. Jika target 13 juta sepeda motor listrik tercapai pada 2030, subsidi bahan bakar Indonesia dapat berkurang hingga Rp9,8 triliun per tahun.
Konsep BaaS juga membuka peluang investasi baru, terutama dalam layanan purna jual, perawatan, dan penggantian baterai, yang sudah diterapkan di beberapa negara termasuk Vietnam. Pak Anugrah berharap pemerintah terus mendukung perkembangan ini dengan kebijakan dan insentif yang tepat, membantu Indonesia mencapai masa depan mobilitas yang lebih hemat biaya dan ramah lingkungan.
Video Lengkap: AEML: Harapan Besar Indonesia Menuju Rendah Emisi!