Jakarta, 23 Juli 2025 – Di tengah riuh rendah bisnis yang terus bergulat dengan tuntutan profitabilitas dan efisiensi, sebuah wacana besar kembali ditegaskan hari ini di Main Hall Gedung Bursa Efek Indonesia: ESG bukanlah beban biaya, melainkan kunci masa depan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan.
Disampaikan dengan penuh semangat oleh pembicara lintas sektor dalam Indonesia ESG Leaders Forum (IELF) 2025, forum ini menjadi ajang pengingat bahwa keberlanjutan bukan sekadar tren hijau—ia adalah strategi bisnis yang cerdas.
Salah satu agenda utama dalam forum ini adalah peluncuran IFRS Playbook for ESG Integration, panduan praktis yang dirancang untuk membantu perusahaan Indonesia dalam mengadopsi standar pelaporan keberlanjutan global secara sistematis.
Peluncuran playbook tersebut disambut positif oleh pelaku industri karena dinilai akan memperkuat tata kelola dan transparansi perusahaan dalam aspek ESG, seiring meningkatnya ekspektasi investor terhadap aspek keberlanjutan.
Sejumlah studi kasus dari sektor energi, manufaktur, dan keuangan dipresentasikan dalam sesi panel dan diskusi. Topik utama mencakup transformasi menuju ekonomi sirkular, pemanfaatan limbah sebagai sumber nilai baru, hingga strategi mitigasi risiko iklim di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Menurut salah satu panelis dari sektor energi, pendekatan ESG yang tepat tidak hanya menurunkan risiko operasional, tetapi juga membuka peluang pendanaan baru dari institusi keuangan global.
IELF 2025 juga menjadi ruang kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam memperkuat komitmen Indonesia terhadap agenda pembangunan berkelanjutan. Para peserta forum sepakat bahwa keberhasilan implementasi ESG sangat bergantung pada sinergi antara pelaku usaha, regulator, dan masyarakat.
Acara ini ditutup dengan ajakan bersama untuk menjadikan ESG bukan sekadar inisiatif tanggung jawab sosial, tetapi sebagai fondasi utama dalam strategi bisnis yang kompetitif, resilien, dan berkelanjutan.