Dalam segmen terbaru, Pak Anugrah Dezmercoledi dari Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik menguraikan kemajuan industri mobilitas listrik di Indonesia. Terdapat lonjakan adopsi kendaraan listrik (EV), terutama pada kendaraan roda dua yang meningkat 262% dari 2022 ke 2023, serta roda empat yang tumbuh 43%. Infrastruktur pun turut berkembang, dengan 1800 titik Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang sebagian besar berada di Jawa, diikuti Sumatera, dan lebih dari 280 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yang terkonsentrasi di Jawa dan Bali.
Pak Anugrah menyoroti bahwa target pemerintah untuk net zero semakin relevan dengan adopsi EV untuk menurunkan emisi, mengingat sektor transportasi menyumbang 23% dari total emisi gas rumah kaca. Meski demikian, diperlukan sinergi menyeluruh dari hulu ke hilir, termasuk penggunaan sumber energi terbarukan dalam pembangkit listrik guna menciptakan dampak lingkungan yang benar-benar bersih.
Salah satu tantangan utama adalah biaya baterai, yang mencakup 40% dari total harga EV. Fokus pada peningkatan densitas energi dan durasi siklus pengisian dapat memperpanjang umur baterai. Pemerintah diharapkan memberikan insentif tambahan untuk mendorong rantai pasokan lokal dan mendukung riset baterai. Langkah ini berpotensi menurunkan harga kendaraan listrik dan mempercepat adopsinya di pasar Indonesia, sekaligus memperkuat ekosistem mobilitas listrik di dalam negeri.
Video Full Podcast: Masa Depan Kendaraan Listrik: Sudahkah di Jalur Yang Tepat?