Implementasi ESG di Industri Maritim: Perjalanan dan Tantangan PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari (ELPI)

Dalam dunia bisnis yang semakin berorientasi pada keberlanjutan, konsep Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi perhatian utama. Bagi industri maritim, penerapan ESG bukanlah hal yang mudah, mengingat tingginya regulasi serta biaya investasi untuk teknologi ramah lingkungan. Namun, PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI), sebagai salah satu perusahaan maritim terkemuka di Indonesia, telah membuktikan komitmennya terhadap ESG, bahkan sebelum kewajiban pelaporan ESG diberlakukan bagi perusahaan publik.

ELPI dan ESG: Sudah Diterapkan Sebelum Dilaporkan

Menurut Wawan Heri Purnomo, Corporate Secretary ELPI, perusahaan ini sebenarnya telah menjalankan berbagai inisiatif ESG jauh sebelum resmi menjadi perusahaan terbuka pada 8 Agustus 2022. Namun, ELPI baru mulai menyusun laporan ESG secara formal setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

"Ibaratnya, kami sudah membuat lagu, tapi belum pernah memasukkannya ke dalam album. Baru sekarang kami sadar bahwa apa yang kami lakukan bisa dilaporkan," ujar Wawan.

Salah satu langkah nyata ELPI dalam mendukung ESG adalah pengembangan kapal Diesel Dual Fuel (DDF), yang dapat menggunakan bahan bakar diesel dan LNG secara bersamaan. Teknologi ini membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, yang merupakan salah satu indikator utama dalam pelaporan ESG.

Selain itu, ELPI juga telah menerapkan efisiensi energi dengan mengembangkan kapal multikat hybrid, yang memungkinkan satu kapal memiliki berbagai fungsi, sehingga dapat menggantikan beberapa kapal dengan tugas berbeda. Inovasi ini tidak hanya menekan konsumsi bahan bakar tetapi juga mengurangi emisi karbon secara signifikan.

Tantangan dalam Implementasi ESG

Meskipun ELPI telah menerapkan berbagai langkah ESG, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana mengubah kebijakan ESG dari sekadar inisiatif sukarela menjadi regulasi wajib. Saat ini, ESG masih bersifat volunter, sehingga tidak ada sanksi bagi perusahaan yang belum menerapkannya.

"Kalau kita tidak melakukan ESG, tidak ada punishment. Tapi ESG adalah investasi jangka panjang yang bukan hanya soal biaya, tetapi juga soal efisiensi dan keberlanjutan bisnis," jelas Wawan.

Di tingkat global, International Maritime Organization (IMO) telah menetapkan target pengurangan emisi karbon hingga 50% pada tahun 2040. ELPI, dengan armada lebih dari 100 kapal, melihat target ini sebagai peluang untuk berkontribusi dalam upaya global mengurangi dampak lingkungan dari sektor pelayaran.

ESG Sebagai Investasi Masa Depan

Dalam menghadapi tantangan industri, ELPI melihat ESG bukan sebagai beban, melainkan sebagai strategi bisnis yang meningkatkan efisiensi dan daya saing. Investasi dalam kapal berbahan bakar ganda dan kapal multifungsi tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga meningkatkan efektivitas operasional perusahaan.

ELPI juga menyadari bahwa implementasi ESG yang baik akan memberikan citra positif bagi perusahaan dan dapat menarik investor yang fokus pada bisnis berkelanjutan, seperti Green Bond dan dana investasi berbasis ESG.

Kesimpulan

Sebagai perusahaan yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun, ELPI memahami bahwa keberlanjutan adalah kunci untuk tetap relevan dalam industri maritim. Dengan inovasi dalam teknologi kapal dan efisiensi operasional, ELPI tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga meningkatkan daya saing perusahaan di tingkat global.

Langkah ELPI dalam menerapkan ESG menjadi contoh bahwa keberlanjutan bukan hanya sekadar tren, tetapi sebuah keharusan bagi industri maritim di masa depan. Dengan regulasi yang semakin ketat dan meningkatnya kesadaran global, implementasi ESG akan semakin menjadi faktor penentu keberhasilan bisnis jangka panjang.

Video Lengkap: ELPI: Implementasi ESG & Rencana Pelaporan ESG